skip to main |
skip to sidebar
Cervical Spondylosis : Gejala & Penyebabnya
Artikel
Sejak
hari ini harus disadari bahwa gerakan sehari-hari yang dilakukan mungkin
berpotensi menyebabkan gangguan serius pada kesehatan. Spondylosis Cervical
atau yang lebih popular dengan nama Spondilosis Leher (terjepit saraf tulang
leher), misalnya, gejala awalnya ringan–hanya kesemutan, namun penderita dapat
mengalami kelumpuhan.
Makin
bertambahnya usia, penyakitpun makin gemar mengincar. Salah satu penyakit yang
sering terjadi pada orang berusia lanjut adalah arthritis leher, biasanya
disebabkan oleh degenerasi tulang leher yang berhubungan dengan usia. Umumnya,
jenis arthritis yang mempengaruhi tulang leher adalah osteoarthritis atau
cervical spondylosis. Penurunan fungsi sendi ini berkaitan dengan usia.
Spondylosis
adalah sejenis penyakit rematik yang menyerang tulang belakang (spine
osteoarthritis) yang disebabkan oleh proses degenerasi sehingga mengganggu
fungsi dan struktur tulang belakang. Spondylosis dapat terjadi pada level leher
(cervical), punggung tengah (thoracal), maupun punggung bawah (lumbal). Proses
degenerasi dapat menyerang sendi antar ruas tulang belakang, tulang dan juga
penyokongnya (ligament).
Gejala Cervical Spondilosis
Manifestasinya
macam-macam. Bila degenerasi terjadi pada sendi antar ruas-ruas tulang
belakang, maka dapat terjadi penipisan sendi dan ruas tulang merapat satu sama
lain, sehingga tinggi badan bisa berkurang. Selain itu juga jaringan yang
terdapat di dalam sendi antar ruas tersebut bisa menonjol ke luar yang disebut
hernia discus. Bila terjadi seperti ini maka penderita spondylosis akan merasa
nyeri di punggungnya akibat penekanan struktur tersebut ke jaringan sekitarnya.
Selain itu hernia discus juga dapat menekan ke dalam sumsum tulang belakang
sehingga menimbulkan gangguan saraf baik motorik, sensorik, maupun otonom
sehingga bisa saja bermanifestasi menjadi kelumpuhan, gangguan sensori seperti
kesemutan dan mati rasa, dan gangguan otonom seperti gangguan berkeringat,
gangguan buang air besar maupun kecil.
Bukan
hanya itu saja, proses degenerasi bisa menimbulkan penipisan rawan sendi dan
penonjolan tulang yang disebut osteophyte atau awam biasa menyebutnya
pengapuran. Akibatnya otot dan jaringan penunjang sekitarnya dapat teriritasi
oleh tonjolan tulang tersebut dan penderita akan merasakan nyeri dan kaku.
Cervical
spondylosis ditandai dengan perubahan degeneratif yang meliputi pertumbuhan
tulang taji dan timbunan kalsium di dalam sendi yang dampaknya bisa menekan
saraf tulang belakang dan mengakibatkan nyeri leher. Sementara rheumatoid
arthritis juga bisa mengakibatkan sakit leher dan terkadang mempengaruhi
sendi-sendi leher.
Penyebab Cervical Spondilosis
Tidak
ada yang tahu persis apa yang menyebabkan pada seseorang terjadi proses
degenerasi pada sendi tersebut sedangkan orang lain tidak. Tapi ada beberapa
faktor resiko yang dapat memperberat atau mencetuskan penyakit ini. Faktor usia
dan jenis kelamin salah satunya, semakin tua semakin banyak penderita
spondylosis. Dari temuan radiografik (Holt, 1966) kejadiannya 13% pada pria
usia 30-an, dan 100% pada pria usia 70-an. Sedangkan pada wanita umur 40-an 5%
dan umur 70-an 96%. Faktor lain yang turut meningkatkan kejadian spondylosis
adalah faktor trauma, ’wear and tear’ alias pengausan, dan genetik. Perlu
diingat bahwa tulang punggung adalah penahan berat, jadi tentunya berhubungan
dengan pekerjaan dan obesitas. Misalnya orang yang mempunyai pekerjaan sering
mengangkat beban berat maka kecenderungan terkena spondylosis lebih tinggi, dan
orang yang gemuk dengan sendirinya juga memberi beban lebih pada sendi di ruas
tulang punggung sehingga meningkatkan kemungkinan terkena spondylosis. Merokok
juga dilaporkan merupakan faktor resiko penyakit ini.
Pencegahan Cervical Spondilosis
Mengingat
beratnya gejala penyakit ini dan kita tidak pernah tahu seberapa cepat proses
degenerasi terjadi pada tulang punggung kita, maka ada beberapa hal yang dapat
kita lakukan dari sekarang untuk mengurangi resiko terjadinya spondylosis. Data
ini diambil dari website Mayo Clinic.
- Hindari
aktivitas dengan benturan tinggi (high impact), misalnya berlari. Pilih jenis
olah raga yang lebih lembut dan mengandalkan peregangan dan kelenturan.
- Lakukan
exercise leher dan punggung yang dapat meningkatkan kekuatan otot, kelenturan,
dan jangkauan gerak.
- Jangan
melakukan aktivitas dalam posisi yang sama dalam jangka waktu lama.
Beristirahatlah sering-sering. Misalnya waktu menonton TV, bekerja di depan
komputer, ataupun mengemudi.
- Pertahankan
postur yang baik. Duduklah yang tegak. Jangan bertumpu pada satu kaki bila
berdiri. Jangan membungkuk bila hendak mengangkat barang berat lebih baik tekuk
tungkai dan tetap tegak.
- Lindungi
diri dengan sabuk pengaman saat berkendara. Hal ini membantu mencegah
terjadinya cedera bila ada trauma.
- Berhenti
merokok. Merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya spondylosis.
Related product you might see:
2 comments:
Nice Blog! If you are suffering from Cervical Spondylosis Pain, then take Cervical Spondylosis Treatment from the reputed spine clinic to treat it
Nice Blog with helpful content for Cervical Spondylosis Pain and get the best services for Cervical Spondylosis Treatment
Post a Comment