Hancurnya Sebuah Negeri

Artikel

Faktor-Faktor Hancurnya Sebuah Negeri

Abu Ihsan al-Maidani al-Atsari

Dan ar-Rabb telah menciptakan manusia sebagai khalifah di atas bumi, menjadikan mereka berkuasa di atasnya, serta menikmati segala fasilitas yang tiada dapat dihitung banyaknya. Rasulluah telah bersabda dalam sebuah hadits yang menguatkan hal tersebut. Rosullulah telah bersabda dalam sebuah hadits yang menegaskan hal tersebut; dari Abu Said al-Khudri dari Rosullulah beliau bersabda :

Sesungguhnya dunia itu indah dan manis dan Allah akan menyerahkan kepada kamu, lalu akan melihat bagimana kamu berbuat. Maka berhati-hatilah kamu dari godaan dunia dan hati-hatilah kamu dari godaan wanita, sebab tnah yang menimpa Bani Israil adalah tnah wanita. (HR Muslim dan Ahmad).

Dan salah satu kemanisan dan keindahan dunia dan kehidupannya adalah negeri yang makmur, aman dan sentosa, tidak ada rasa takut bagi para penduduknya. Sebagimanana yang telah disebutkan Allah tentang negeri Ma'rib sebelum kehancurannya:

Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di kanan dan di kiri. (Kepada mereka dikatakan): Makanlah olehmu, rezeki yang dianugerahkan Rabbmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu adalah) negeri yang baik dan Rabbmu adalah Rabb yang Maha Pengampun. (Saba' : 15).

Akan tetapi ni'mat yang amat besar itu dapat berubah menjadi azab dan bencana, jika para penduduknya tidak mensyukuri ni'mat yang tiada terhingga tersebut. Bukankah Allah telah memerintahkan mereka bersyukur?! Benarlah sabda Rasullulah diatas yaitu supaya Allah melihat bagimana perbuatan mereka. Jika mereka mensyukuri ni'mat tersebut maka Allah akan menambahnya, akan tetapi jika mereka kufur ni'mat maka kemurkaan Allah akan turun menimpa mereka. Allah ber rman :

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menabah ni'mat kepadamu dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku amatlah pedih. (Ibrahim: 7).

Jika mereka, para penduduk negeri yang aman dan makmur tersebut tidak mensyukuri anugerah Allah tersebut dan menggantinya dengan azab dan siksaan. Sungguh amat banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan terangkainya ni'mat Allah atas suatu negeri, yang hal itu merupakan sebab-sebab kehancuran mereka dan negerinya. Dan pada edisi kali ini Insya Allah akan kami angkat permasalahan tersebut.

Sebagai ibrah dan peringatan bagi kita semua, khususnya bagi bangsa kita yang sedang mengalami krisis di segala bidang terutama yang terparah yaitu aqidah, yang menyebabkan bangsa ini berada ditepi jurang kehancuran. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua baik hukkam (para penguasa) dan mahkum (rakyat).

Dan semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari ayat-ayat Allah dan hadits-hadits Rasul-Nya yang akan tertuang dalam tulisan ini dan dapat menyadari kekeliruan dan kesalahan serta berbuat dan memperbaikinya.

Sebab-sebab Hancurnya Sebuah Negeri Dan Turunnya Murka Allah Kepada Penduduknya

1. Dosa syirik yang mereka lakukan. 

Dosa syirik adalah dosa yang amat besar. Allah tidak memberikan ampunan bagi seseorang yang jatuh ke dalamnya, kecuali jika ia bertaubat dari dosa syirik itu. Dan perlu juga diketahui bahwa dosa syirik ini adalah salah satu sebab turunnya murka Allah kepada penduduk sebuah negeri, jika dosa syirik ini menyebar di tengah-tengah mereka. Kebanyakan, bahkan hampir seluruh negeri yang dibinaskan, Allah berfirman dalam kitab-Nya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbutan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah : "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)." (ar-Rum: 41- 42). 

Dalam ayat di atas Allah telah menyebutkan kepada kita sebab-sebab kehancuran di darat dan dilautan pada umat-umat terdahulu yaitu kebanyakan dari mereka jatuh ke dalam dosa syirik! Allah membinasakan kaum Nuh disebabkan dosa syirik yang mereka lakukan. Sejarah telah menjadi bukti kebenaran hal itu, sebab sejarah adalah gambaran masa silam, ibrah masa sekarang dan sekaligus sebagai jawaban masa depan!. Allah telah meluluh lantahkan kaum Nuh dengan banjir yang amat besar yang menggelamkan segala sesuatumnya kecuali orang-orang yang beriman dan mengikuti Nabi Nuh, cobalah simak rman Allah berikut ini : Dan (mereka) melakukan tipu daya yang amat besar. Mereka berkata : "Janganlah kamu sekali-kali meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwaa, yaghust, ya'ug dan nasr." Dan sesungguhnya mereka telah menyesatkan kebanyakan manusia, dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang dhalim itu selain kesesatan. Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke nereka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah. (Nuh: 22-25). Banyak lagi ayat yang menyebutkan kehancuran suatu negeri disebabkan dosa syirik.

2. Bid’ah Sebab Turunnya Bencana dan Fitnah

Salah satu sebab turunnya bencana terhadap suatu bangsa adalah bid'ah yang menyebar di tengah-tengah mereka. Bid'ah adalah salah satu ma'siat yang menyebabkan taubat pelakunya terhalang. Rasullulah bersabda dalam sebuah hadits: Sesungguhnya Allah menirai (menghijab) taubat setiap pelaku bid'ah hingga ia meninggalkan bid'ahnya(HR. Ibnu Abi Askim dalam Kitab As-Sunnah). Padahal at-taubah (taubat dari dosa) adalah salah satu faktor yang mengangkat bencana dari suatau kaum. Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. (al-Anfal: 33).

Hal tersebut disebabkan karena bid'ah pada hakekatnya adalah menyelisihi perintah Rasullulah dan Allah telah mengancam orang yang menyelisihi Rasul-Nya, dengan rman-Nya: Maka hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (an-Nur: 63)
Rakyat sebuah negeri akan terhina dan direndahkan disebabkan mereka selalu menyalahi perintah Rasullulah. Rasullulah pernah bersabda: Akan ditimpakan kehinaan dan kerendahan bagi orang-orang yang menyalahi perintahku (HR. Ahmad dengan sanad hasan).

3. Membenci Rosullulah Adalah Termasuk Sebab Kehancuran

Suatu Kaum Allah telah ber rman dalam kitab-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu, dialah yang terputus (dari Rahmat Allah). (al-Kautsar: 3)

Kisah hancurnya Kisra (Raja Persi) 


Telah diriwayatkan oleh imam Ibnu Sa'ad, al-Baihaqi, imam Ahmad dan lain-lain dari beberapa orang sahabat, yang disebutkan bahwa Rasullulah mengutus Abdullah bin Hudzaifah as-Sahamy kepada Kisra untuk menyerukan kepada Islam dan menyertakan sebuah surat untuk diserahkan kepadanya.

Kisra Raja bangsa Persi

Abdullah berkata berkata, "Setelah menemui Kisra, lalu aku serahkan surat Rasullulah kepadanya. Kemudian ia mengambilnya lantas mengoyak-ngoyak surat tersebut." Dan tatkala sampai berita tersebut kepada Rasullulah, beliau bersabda, "Ya, Allah luluh lantahkanlah kerajaanya."

Kemudian setelah itu, Kisra menulis surat kepada gubernurnya di Yaman, agar mengutus dua orang kepada orang tersebut (maksudnya Rosullulah) yang berada di Hijaz untuk membawa informasi tentangnya. Maka gubernur tersebut (bernama Badzan) Qahraman dan seorang lagi dengan menyertakan sebuah surat. Kemudian sampailah keduanya di Madinah lalu menyerahkan surat Bazdan (gubernur) kepada Rosullulah, lalu mengajak mereka berdua kepada al-Islam. Sedang badan mereka berdua menggigil ketakuatan.

Di dalam riwayat lain disebutkan bahwa tatkala Rasullulah melihat kumis mereka berdua tebal memintal janggut mereka bersih licin tercukur, Rasullulah memalingkan muka dari mereka berdua seraya berkata: " Celaka kalian berdua, siapa yang memerintahkan kalian seperti itu ?!" Mereka menjawab; "Tuhan kami (maksud mereka adalah Kisra)"

Lalu Rasullulah pun berkata: "Adapun aku, Rabbku telah memerintahkan aku untuk membiarkan janggut dan memotong kumis!" Kemudian Rasullulah berkata kepada mereka berdua: " Kembalilah kalian pada hari ini juga, lalu datanglah besok, agar aku mengabarkan kepada kalian berdua apa yang aku kehendaki!"

Lalu keesokannya harinya datanglah mereka berdua. Kemudian Rasullulah berkata kepada mereka berdua "Sampaikan kepada rekan kalian (Bazdan) bahwa Rabbku telah membinaskan tuannya (yaitu Kisra) pada malam ini!" Dan tatkala mereka periksa, mereka dapati sebagaimana yang disebutkan Rasullulah (Lihat silsilah hadits sahih no.1429). Perlu diketahui bahwa yang membunuh Kisra adalah anak kandungnya sendiri!!(Lihat Fathul Bari 7/733-734).

Didalam kisah tersebut dijelaskan bahwa Rasullulah mengetahui akan kehancuran Kisra, dikarenakan kelancanganya terhadap risalah beliau tanpa menjaga kehormatan-nya. Dan Allah telah memutuskan akan menghancurkan para pembenci Rasul-Nya dan menyegerakan kebinasaannya sebagaimana yang Allah rmankan dalam surat al-Kautsar di atas tadi! maksudnya Rosullulah.

Dan coba bandingkan nasib tragis yang menimpa Kisra dengan nasib yang dialami kaisar Romawi. . Di dalam riwayat Bukhari disebutkan ucapan Kaisar kepada Abu Sufyan tentang Rasullulah yaitu: "Jika yang engkau sebutkan itu benar, maka dia (Nabi Muhammad) akan menguasai kerajaanku itu. Aku telah mengetahui bahwa ia akan keluar, tapi aku tidak menyangka Nabi tersebut dari kalangan kalian. Seandainya aku masih dapat sampai ke sana, maka aku akan memilih menemuinya. Dan seandainya aku ada disisinya maka akan aku cuci telapak kaiknya." 

Ibnu Taimiyah berkata: Rasullulah telah menulis surat kepda Kisra dan Kaisar, namun kedua-duanya tidak masuk Islam. Akan tetapi Kaisar lebih memuliakan surat Rasullulah dan memuliakan utusan beliau, maka kerajaannyapun bertahan.

Bahkan katanya: Kerajaan Kaisar masih berada di tangan anak cucu-cucnya sampai hari ini. Adapun Kisra yang telah merobek-robek surat Rasullulah dan memperolok-olok Rasullulah maka Allah pun membinasakannya seketika dan mengahancur-leburkan kerajaanya. Dan tidak tersisa kerajaan bagi para 

Kisra setelahnya! Ini merupakan kebenarannya rman Allah: Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. (al-Kautsar: 3). Setiap orang yang membenci dan memusuhi Rasul-Nya maka Allah akan segera membinasakannya (Lihat ash-Sharimu Mashul 164-165). 

Sebagaimana juga kisah yang diceritakan oleh sebagian rekan-rekan kami yang tsiqah (terpercaya) bahwa kaum muslimin dan penduduk negeri Maghrib juga mengalami hal seperi itu tatkala berhadapan dengan kaum Nashara. Dan merupakan sunnatullah, Allah mengadzab musuh-musuh-Nya dari sisi-Nya atau melalui tangan hamba-hamba-Nya yang beriman. Dari kisah-kisah di atas jelaslah bahwa melecehkan kehormatan Rasullulah adalah salah satu sebab hancur binasanya suatu bangsa.
Kisah Menarik 
Ibnu Taimiyah berkata bahwa mirip dengan kisah Kisra adalah sebuah kisah yang menceritakan oleh beberapa kaum Muslimin yang terpercaya dan masih tergolong ahli qih tentang pengalaman mereka yang barangkali terjadi pada saat mengepung benteng- benteng dan kota-kota yang berada di pesisir pantai negeri 

Syam. Tatkala kaum Muslimin mengepung Bani al-Ashfar di dalamnya, mereka berkata: Pada waktu itu kami mengurung sebuah benteng atau suatu kota sebulan lamanya bahkan lebih. Akan tetapi kami tetap saja gagal, hingga hampir-hampir kami berputus asa. Lalu tiba-tiba penduduk kota itu (penghunibenteng tersebut) menampakan rasa benci kepada Rasullulah dengan makiannya serta melecehkan kehormatannya dan mengumpatnya. Maka dimudahkan dan disegerakanlah kemenangan bagi kami, tidaklah tertunda melainkan satu atau dua hari saja!

Kemudian benteng tersebut direbut secara paksa lalu berjatuhanlah korban yang amat banyak dari pihak mereka. Hingga kami saling memberikan kabar gembira dengan diselenggarakannya kemenangan, tatkala mereka menghujat Rasullulah. Disamping hati kami sudah dipenuhi rasa marah kepada mereka atas ucapan mereka tersebut."

4. Latah dan Menuruti Orang-orang Yang Kafir

Rasullulah telah menjelaskan bahwa umat ini akan mengikuti tingkah laku umat-umat sebelumnya. Dalam beberapa hadits dijelaskan hal tersebut, diantaranya hadits Abu Said al-Khudri yang berbunyi :

Kalian akan mengikuti umat-umat sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, hingga seandainya mereka memasuki lunbang biawak niscaya akan kalian ikuti. Kami bertanya : "Apakah yang dimaksud adalah umat Yahudi dan Nashrani wahai Rasullulah?" Rasullulah menjawab: " Lantas siapa lagi!" (Muttafaq alaihi)

Dalam riwayat Bukhari dari Abu Hurairah disebutkan: Tidak akan datang hari kiamat hingga uamatku menuruti tingkah laku umat sebelumnya. Dikatakan: "Seperti bangsa Parsi dan Romawi wahai Rasullulah ?" Jawab Rosullulah: "Siapa lagi kalau bukan mereka."
Telah kita ketahui bersama kehancuran bangsa Parsi, maka kehancuran itu akan menimpa kita juga jika kita latah atau menzalimi perbuatan mereka. Di dalam sebuah hadits Rasullulah bersabda: Din ini senantiasa jaya selama manusia (kaum muslimin) menyegerakan berbuka, sebab yahudi dan nashrani melambatkannya (HR Abu Dawud dan Ibnu Hibban dari Abu Hurairah).

Allah Ta'ala telah melarang kaum muslimin untuk menzalimi kepada ahlu kitab. Allah ta'ala ber rman: Belumkah datang waktunya bagi orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kebenaran yang telah turun kepada mereka. Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah turun al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-oarng yang fasik. (al-Hadiid: 16).

Allah Ta'ala melarang kaum muslimin menuruti tingkah laku ahlul kitab sebelum mereka, agar tidak bernasib sama seperti mereka! Akan tetapi ironinya kebanyakan kaum muslimin pada hari ini menzalimi orang-orang karif, hingga identitas dan jati dirinya sebagai seorang Muslimpun hilang, bahkan lebih parah lagi ada di antara mereka yang mencemooh kaum Muslimin yang menampakan identitas mereka, padahal pada saat ini mereka di tepi jurang kehancuran!. Apakah mereka tidak tahu bahwa sikap latah mereka kepada ahlu kitab akan menambah kemurkaan Allah kepada mereka.

5. Menjadikan Wanita Sebagai Pemimpin

Salah satu faktor yang menyebabkan kehancuran sebuah bangsa adalah menyerahkan urusan mereka kepada kaum wanita yang dijadikannya sebagai pemimpin. Tatkala sampai kepada Rasullulah bahwa bangsa Parsi mengangkat anak gadis Kisra sebagai raja, beliau bersabda: Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada wanita. (HR Bukhari no: 7099).

6. Mengangkat Orang Kafir atau mubtadi’

Sebagai Pembantu (mentri atau wazir) Allah ber rman dalam kitabnya :
Janganlah orang-orang Mu'min mengambil orang-orang ka r menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang Mu'min. Barang siapa yang berbuat demikian niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena siasat memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. (Ali Imran : 28).

Dalam ayat lain Allah ber rman :
Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengambil orang-orang karif menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang Mu'min. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah untuk menyiksamu. (an-Nisaa: 144).

Demikianlah ancaman bagi yang mengambil orang ka r sebagai wali dan penolong, Allah akan berlepas diri darinya dan akan menyiksa serta mengadzab mereka. Wal'iyadzu billah. (Mudah-mudahan Allah melindungi kita semua). Demikian pula yang mengambil ahlu ahwa' wal bida'ah sebagai wali (mentri atau wazir dan lain-lain).

Dalam sebuah hadits Rasullulah bersabda, "Allah melaknat orang yang melindungi seorang muhdits (Pembuat perkara-perkara ibadah yang baru, yang tidak ada contohnya dari Rasulullah) (mubtadi')(HR Muslim dari Ali bin Abu Thalib)" Jika melindungi saja sedah mendapatkan kutukan dari Allah, bagimana pula jika mengangkatnya menjadi wazir? Muhammad bin Aslam pernah berkata, "Barang siapa yang memuliakan ahli bid'ah maka ia telah membantu menghancurkan Islam (Syarh Ushul Itiqad al-Lalikai hal. 139, no : 273)

7. Sombong Adalah Salah Satu Sebab Kehancuran
Benarlah sabda Rasullulah : Jika umatku telah berjalan (di muka bumi dengan sombong dan mereka di layani oleh para bangsawan yaitu bangsa Parsi dan romawi maka akan dikuasakan orang-orang jahatnya orang-orang shalihnya (HR Tirmidzi 4/456 no: 2261 dari Ibnu Umar, dishahihkan al-Albani dalam sebuah shaih no : 956).

Keruntuhan daulah Abbasiah tidak terlepas dari dua sebab tersebut yaitu kesombongan dan menjadikan keturunan Parsi dan Romawi sebagai pelayan-pelayan mereka. Hendaknya kaum Muslimin membuka mata mereka, sebab bukan tidak mungkin musibah yang menimpa mereka sekarang adalah disebabkan faktor tersebut. Akan tetapi tidaklah perlu diratapi dan ditangisi sebab sudah merupakan janji Allah melalui lisan Rasul-Nya.

Diriwayatakan dari Abu Burdah ia berkata: Tatkala aku berdiri di pasar pada masa pemerintahan ziyad tiba-tiba aku menepuk tanganku karena heran. Lalu bertanyalah seorang Anshor-bapaknya adalah sahabat Rasullulah-, "Mengapa engkau heran wahai Abu Burdah?" Abu Burdah berkata: "Aku heran kepada suatu kaum, yang dien mereka satu, haji mereka pada tempat yang satu, tetapi masing-masing menghalalkan darah saudaranya!."

Lalu Abu Burdah berkata: "Namun jangan heran!"sebab aku mendengar bapakku (yaitu Abu Musa al-Asyari) menceritakan kepadaku bahwa ia mendengar Rasullulah bersabda: Ummatku ada umat yang dirahmati, tidak ada adzbnya di dunia berupa tnah- tnah, gempa bumi-gempa bumi dan pembunuhan. (HR al-Hakim 4/353-354).

Jadi jangan heran bila terjadi banyak bencana, akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah umat dan bangsa yang masih bergelimang dosa syirik dan jauh dari nilai tauhid.

8. Perpecahan dan Perselisihan Serta Menyimpang dari Manhaj

Nabawi. Allah telah menyebutkan hal itu dalam kitab-Nya : Janganlah kamu berbantah-bantahan sebab kamu akan kalah akibat telah hilang kekuatanmu. (al-Anfaal: 46).

Dalam beberapa hadits telah disebutkan tentang kehancuran umat-umat sebelumnya, yaitu disebabkan perselisihan mereka kepada Kitabullah dan kepada Rasul mereka serta perselisihan yang terjadi di antara mereka. Di antaranya hadits Abdullah bin Amr : Sesungguhnya binasanya ummat sebelum kalian adalah disebabkan perselisihan mereka tentang Kitabullah (HR Muslim III / 2666 ).

Dan dari Abu Hurairah : Sesungguhnya yang menyebabkan binasa oarng-orang sebelum kamu adalah banyaknya bantahan dan perselisihan terhadap Nabi mereka. (Muttafaqunalaihi).  Serta hadits dari Abdullah bin Mas'ud : Janganlah kalian saling berselisihan, sebab orang-orang sebelum kalian telah berselisih lalu binasa (HR Bukhari 5/70 no: 2410).

Kebenarannya dapat dibaca pada ayat ini. Dan kalau Allah mengendaki niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang- orang (yang datang) sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan. Tetapi mereka berselisih, maka ada diantara mereka yang beriman, dan ada pula di antara mereka yang ka r. (al-Baqarah : 253).

Apabila perselisihan di antara mereka itu ditambah dengan perselisihan mereka terhadap manhaj Nabawi maka hal itu adalah bencana di atas bencana. Dalam sebuah hadits dari `Irbadh bin Sariyah, Rasullulah bersabda : Sungguh aku telah meninggalkan kalian di atas jalan yang putih bersih malamnya seterang siangnya, siapapun yang menyimpang darinya sepeninggalaku, pasti binasa (HR Ahmad IV hal.126).

Kalau kita lihat komdisi umat sekarang ini, maka kita mrngkhawatirkan keselamatanya! Perepecahan diantara mereka menjadi bergolong-golong, berpartai-partai, dan munculnya berbagai macam bentuk jama'ah yang mrcabik-cabik tubuh umat!.

Disamping itu golongan-golongan, paratai-partai dan jama'ah-jama'ah tersebut menyimpang dari manhaj Nabawi, manhaj salafus shalih! Itulah realita dan sudah waktunya kita sadar dari kelengahan, akan tetapi siapakah  yang mau mendengarkannya?

Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia dari beriman ketika petunjuk telah datang kepada mereka dan menohon ampun kepada Rabbnya, kecuali keinginan menanti datangnya ketentuan Allah yang berlaku pada umat-umat terdahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata! (al-Kahri: 55)

9. Mendustakan dan Durhaka Kepada Allah dan Rasul-Nya

Allah telah ber rman dalam kitab-Nya : Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka. (al-A'araaf: 96)

Dalam ayat lain Allah ber rman : Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya) melainkan Kamimembinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami adzab penduduknya dengan adzab yang amat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (lauh mahfuz). (al-Isra: 58).

Dan betapapun banyak penduduk negeri yang mendurhakakan perintah Rabb mereka dan Rasul-Rasul-Nya. Maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang amat keras dan Kami adzab mereka dengan adzab yang mengerikan. (ath-Thalaaq: 8).

Kehancuran negeri Saba’ Allah ber rman dalam kitab-Nya: Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan sebelah kiri (kepada mereka dikatakan) : "Makanlah olehmu dari rezeki (yang dianugerahkan) Rabbmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Rabbmu) adalah Rabb yang maha pengampun." Tetapi mereka berpaling, maka kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon atsl dan sedikit dari pohon sidr.

Demikianlah Kami memberi memberi balasan kepada mereka karena keka ran dan Kami tidak menjatuhkan adzab (yang demikian itu) melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat ka r. (Saba':15-17)

Saba' adalah suatau kerajaan di Yaman, yang pada mulanya raja-rajanya hidup dalam kenikmatan dan rezeki yang luas, negeri yang subur lagi hijau yang memperoleh air dari bendungan Ma'rib. Lalu Allah mengutus kepada mereka pada Nabi, memerintahkan kepada mereka untuk bersyukur atas nikmat tersebut dengan mengesakan Allah dan beribadah kepada-Nya. Demikianlah keadaan mereka hingga mereka berpaling dari yang diperintahkan yaitu nikmat-Nya atas mereka, dengan menyembah matahari, sebagaimana yang dikabarkan burung Hud-hud kepada Nabi Sulaiman :

Dan kubawa kepadamu dari negeri Saba' suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku dapati ia dan kaumnya menyembah selain Allah dan setan telah menjadikan mereka memandang baik perbuatan mereka lalu meghalangi mereka dari jalan Allah sehingga mereka tidak mendapat petunjuk. (an- Naml: 22-24)

Lalu Allah mengadzab mereka karena kedurhakaan mereka ini, dengan bendungan Ma'rib dan terjadilah banjir yang amat besar. Demikianlah kekufuran, dosa syirik, pendustaan mereka terhadap al-Haq (Lihat tafsir Ibnu Katsir 3/700-704).

10. Kemewahan yang melalaikan serta mengingkari nikmat
Allah ber rman dalam kitab-Nya: Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan dengan sebuah negeri yang dahulunya aman dan tentram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi penduduknya mengingkari ni'mat Allah, karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan apa yang mereka perbuat. (an-Nahl: 112).

Demikianlah pula kemewahan yang melalaikan, sebab kemewahan sering kali membuat orang lupa diri lalu menolak peringatan dan kebenaran. Allah berfirman dalam Kitab- Nya: Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diurus untuk menyampaikan. Dan mereka berkata, Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak dari pada kamu dan kami sekali-kali tidak akan diadzab. (Saba': 34-35).

Dalam ayat lain Allah ber rman: Dan demikianlah Kami tidak mengutus sebelum kamu, seorang pemberi peringatanpun dalam suatau negei melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak- bapak kami menganut suatu agama dan ssesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka." (az-Zukhruf: 23).

Maka balasnnya bagi mereka adalah: Maka Kami binasakan mereka, maka lihatlah bagaimana kesudahan orang- oprang yang mendustakan itu. (az-Zukhruf: 25)
Demikianlah kesudahan bangsa yang bergelimangan nikmat tapi mengingkarinya. Dan berapa banyaknya penduduk negeri yang telah Kami binasakan, yang telah bersenang-senang dalam kehidupannya, maka itulah tempat kediaman mereka yang tiada didiami lagi sesudah mereka kecuali
sebahagian kecil. (al-Qashash: 58)
Oleh sebab itu di antara sejelek-jelek umat ini adalah mereka yang tengelam dalam kenikmatan yang melalaikan, Rasullulah bersabda: Sesungguhnya di antara sejelek-jeleknya umatku adalah orang-orang yang disuapi dengan kemewahan yaitu orang-orang yang menuntut beraneka ragam masakan dan beraneka model pakaian dan lihai bicara.

Kebenaran tersebut dapat kita lihat sekarng ini dengan munculnya berbagai macam resep masakan dan berbagai macam bentuk makanan serta mode pakaian, hingga resep masakan tersebut berganti-ganti seiring bergantinya hari !? Coba lihat majalah-majalah yang menampilkan mode dan resep-resep masakan tersebut, seakan-akan mereka melazimi sikap bangsa Yahudi yang tidak puas dengan satu jenis masakan. Dan ingatlah ketika kamu berkata : "Hai Musa kami tidak bisa sabar dengan satu macam makanan saja." (al-Baqarah: 61)

Maka tidaklah layak bagi kaum Muslimin meniru tingkah laku mereka. Ingatlah kemewahan dan kenikmatan sering membuat orang lalai, kemudian menolak kebenaran dan tidak mengindahkan peringatan! Hendaknya kita bisa mengambil peringatan dari ayat berikut ini. Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, maka kami perintahkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menta'ati Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu. Maka sudah sepantasnyalah berlaku terhadap ketentuan Kami, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (al-Isra': 16).


LANJUT...!!!!

Didownload dari http://www.vbaitullah.or.i

Related product you might see:

Share this product :

No comments:

Post a Comment

 
Support : Didik Dharmadi | +6282328564181 | Solo Therapi Holistic
Copyright © 2011. PUSAT HERBAL DAN TERAPI SOLO - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...